Membangun Nalar Anti Radikalisme Pelajar

{[["☆","★"]]}
Judul buku     : Aswaja dan Kebangsaan Perspektif Pelajar
Penulis     : Tsania Laila Maghfiroh, Dkk
Penerbit     : Paradigma Institute
Tahun Terbit     : Agustus 2018
Tebal     : xiv + 76 halaman

Buku berjudul Aswaja dan Kebangsaan Perspektif  Pelajar karya Tsania Laila Maghfiroh, dkk ini merupakan kumpulan karya ilmiah yang mengulas tentang Ahlussunah Waljamaah yang diharapkan menjadi salah satu benteng dari ajaran radikalisme di era modern ini. Di antara yang dibahas dalam buku ini adalah Revitalisasi Bahasa Daerah Untuk Mempertahankan Aswaja, Maksimalisasi Peran Pers Sebagai Upaya Deradikalisasi Generasi Z, “Politisasi” Madrasah Untuk Membangun Nalar Anti Radikalisme Generasi Z (Belajar dari Madrasah Miftahul Falah) dan Santri Penggerak Mabadi’u Khoiru Ummah.

Penulis buku ini mencoba mengulas empat hal  yaitu pertama tentang betapa pentingnya melestarikan kembali penggunaan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar dalam keseharian. Dengan begitu bahasa daerah tidak ditinggalkan penggunaannya. Bahasa daerah memberikan peranan besar dalam penyebaran agama Islam di nusantara, sebab melalui kultur budaya leluhur, para wali menyebarkan agama Islam dengan cara damai dan lembut. Penggunaan kitab-kitab klasik sebagai sumber pembelajaran Islam ala aswaja juga masih menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar. Ketika para santri menguasai kitab-kitab klasik, maka mereka dapat membentengi diri dari ajaran radikalisme dan bisa menyebarkan ajaran aswaja.

Kedua tentang pengaruh pers yang sangat berperan dalam membangun kultur  masyarakat mestinya bisa memberikan informasi yang akurat. Titik kebebasan pers mulai terasa ketika pemerintah mengeluarkan UU No. 39 Tahun 1999 tentang Pers. Namun pada saat ini pers mulai kehilangan keakuratan sumber informasi, hal ini disebabkan tidak objektifnya pers dalam menyampaikan berita. Maka sangat penting untuk melakukan maksimalisasi pers agar tidak mengarah pada radikalisme. Oleh karena itu, partisipasi Generasi Z dalam membuat keakuratan berita dan sesuai kode etik jurnalistik sangatlah diperlukan.

Generasi Z tengah berhadapan dengan ancaman kelompok garis keras yang tengah gencar-gencarnya menyebarkan ajaran radikalisme di Indonesia, salah satunya Rohis (Rohani Islam) yang mulai menjamur di tengah kaum pelajar di sekolah-sekolah maju. Rohis menjadi salah satu akar dalam upaya provokasi dari kalangan garis keras yang menyelundup dalam organisasi Rohis. Oleh sebab itu, diperlukan pembekalan ilmu agama yang kuat, serta sikap moderat dari pihak sekolah dan orang tua untuk membangun nalar anti radikalisme kepada Generasi Z.

Madrasah yang memiliki muatan pembelajaran agama (salafiyah), dapat menanamkan nalar anti radikalisme, sehingga menjadi pondasi bagi Generasi Z dalam menghadapi kemajuan zaman. Cara ini pun sudah lama dilakukan oleh Madrasah Miftahul Falah yang membangun nalar anti radikalisme kepada santri-santrinya.

Selanjutnya ketiga adalah mengulas tentang peran santri sebagai generasi muda yang mampu menjadi penggerak kreativitas dalam memajukan ekonomi kreatif di kalangan muda Ala Mabadi’u Khoiru Ummah. Gerakan Mabadi'u Kho’iru Ummah digagas pertama kali oleh KH. Machfud Shiddiq pada Muktamar NU tahun 1939 di Magelang. Prinsip-prinsipnya yaitu as-shidqu (benar), al amanah / al wafa bi al’ahdi (dapat dipercaya), at ta’awun (tolong menolong), al adalah (adil) dan al istiqomah (konsisten).

Buku ini dikemas dengan apik dan menarik, bahasa yang digunakanpun mudah dipahami oleh pembaca. Dan yang paling menarik adalah buku ini bicara soal generasi muda dan ditulis sendiri oleh para pemuda (santri MA NU Miftahul Falah). Namun sayangnya tidak terdapat gambar, ilustrasi atau foto sehingga pembaca cepat bosan terutama bagi orang yang kurang suka membaca. Jumlah halaman yang tertera pada identitas buku tidak sesuai dengan kenyataan dan masih terdapat kata yang salah dalam penulisannya.

Resensator    : Muhammad Khoirul Latif  (XD)

Posting Komentar

0 Komentar