Komitmen Jaga Eksistensi Mading El Miffa di Era Digital

{[["☆","★"]]}

Kudus, El Miffa. sch.id. - Tim jurnalis  bekerja sama dengan Departemen Mading dan Jurnalistik OSIS MA NU Miftahul Falah berkomitmen menjaga eksistensi Mading El Miffa di tengah gempuran media digital.

Mading atau majalah dinding sampai saat ini memang masih menjadi media kreativitas siswa dalam hal tulis menulis. Semua sekolah pasti memiliki majalah dinding, demikian pula dengan MA NU Miftahul Falah.

Hingga kini, MA NU Miftahul Falah telah memiliki tiga majalah dinding. Lokasi pertama di area depan gerbang MA. Kedua di teras kelas X putra yang merupakan papan mading terluas. dan ketiga sedang dalam proses penyempurnaan adalah mading di area kelas putri. Selain papan mading di luar kelas, di setiap kelas juga ada mading kelas.

Koordinator departemen Mading MA NU Miftahul Falah, Amurwa Pradea Indraswari,  mengatakan akan terus berupaya menjaga mading El Miffa agar terus eksis. Meskipun telah ada media lain seperti majalah dan website.

"Kami akan terus berusaha menyemangati teman-teman untuk menulis berbagai rubrik yang akan kami muat di Mading El Miffa," katanya.

Dia juga mengaku meminta bantuan bapak ibu guru, khususnya guru bahasa Indonesia untuk memotivasi siswa agar mau menulis untuk rubrik Mading.

"Kami juga akan menampilkan visual yang menarik untuk dipasang di mading biar teman-teman tidak bosan" imbuhnya.

Di era digital seperti sekarang ini, lanjut dia, mading memang tidak hanya dapat ditampilkan secara fisik pada papan mading yang ditempel di dinding. Akan tetapi, mading juga dapat ditampilkan secara digital.

"Meskipun demikian, keberadaan mading fisik tetap memiliki kelebihan dibanding mading digital," sambungnya

Seperti yang disampaikan, salah satu anggota Tim Departemen Mading OSIS MA NU Miftahul Falah, Assylla. Ia mengungkapkan, melalui media mading bisa meningkatkan kreativitas dan imajinasi.

"Saya bisa berkreasi gunting tempel kertas saat menyiapkan bahan mading, dan itu menyenangkan," ungkapnya.

Senada dengan Assylla, siswa kelas XD, Anang Sirril Wafa,  juga mengaku lebih suka membaca mading daripada media lain. Menurutnya, mading memiliki tampilan yang lebih menarik. Orang-orang tidak hanya menikmati karya tulisan tetapi juga kreativitas kolaborasi manik-manik lainnya.

 "Kalau majalah nunggu satu tahun baru terbit, berita di web juga kadang telat baca karena gak ada kuota, jadi mending baca Mading," bebernya.

Sementara itu, Pembina Ekstra Jurnalistik sekaligus pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia Asri Noorrodliyah, S. Pd,  menyampaikan harapannya agar Mading El Miffa tetap eksis dan siswa-siswi dapat memanfaatkan keberadaan mading sebagai media literasi baca tulis. Sehingga dapat menambah pengalaman juga wawasan mereka.

"Mading adalah media sederhana tetapi keberadaannya sangat penting sebagai media berliterasi. Dan siswa siswi MA NU Miftahul Falah dapat memanfaatkannya dengan baik. Saya juga berharap tim jurnalis dan departemen mading OSIS bisa selalu kompak dan bersemangat untuk terus menjaga mading El Miffa tetap eksis," harapnya.

 


Reporter

Melvi Eka Arfiani

(Kelas XIB MA NU Miftahul Falah)

Posting Komentar

0 Komentar