Kudus, El Miffa. sch.id. - Tim jurnalis bekerja sama dengan Departemen Mading dan Jurnalistik OSIS MA NU Miftahul Falah berkomitmen menjaga eksistensi Mading El Miffa di tengah gempuran media digital.
Mading atau majalah dinding sampai saat ini
memang masih menjadi media kreativitas siswa dalam hal tulis menulis. Semua
sekolah pasti memiliki majalah dinding, demikian pula dengan MA NU Miftahul
Falah.
Hingga kini, MA NU Miftahul Falah telah
memiliki tiga majalah dinding. Lokasi pertama di area depan gerbang MA. Kedua
di teras kelas X putra yang merupakan papan mading terluas. dan ketiga sedang
dalam proses penyempurnaan adalah mading di area kelas putri. Selain papan
mading di luar kelas, di setiap kelas juga ada mading kelas.
Koordinator departemen Mading MA NU
Miftahul Falah, Amurwa Pradea Indraswari,
mengatakan akan terus berupaya menjaga mading El Miffa agar terus eksis.
Meskipun telah ada media lain seperti majalah dan website.
"Kami akan terus berusaha menyemangati
teman-teman untuk menulis berbagai rubrik yang akan kami muat di Mading El
Miffa," katanya.
Dia juga mengaku meminta bantuan bapak ibu
guru, khususnya guru bahasa Indonesia untuk memotivasi siswa agar mau menulis
untuk rubrik Mading.
"Kami juga akan menampilkan visual yang
menarik untuk dipasang di mading biar teman-teman tidak bosan" imbuhnya.
Di era digital seperti sekarang ini, lanjut
dia, mading memang tidak hanya dapat ditampilkan secara fisik pada papan mading
yang ditempel di dinding. Akan tetapi, mading juga dapat ditampilkan secara
digital.
"Meskipun demikian, keberadaan mading fisik
tetap memiliki kelebihan dibanding mading digital," sambungnya
Seperti yang disampaikan, salah satu
anggota Tim Departemen Mading OSIS MA NU Miftahul Falah, Assylla. Ia
mengungkapkan, melalui media mading bisa meningkatkan kreativitas dan imajinasi.
"Saya bisa berkreasi gunting tempel kertas
saat menyiapkan bahan mading, dan itu menyenangkan," ungkapnya.
Senada dengan Assylla, siswa kelas XD,
Anang Sirril Wafa, juga mengaku lebih
suka membaca mading daripada media lain. Menurutnya, mading memiliki tampilan
yang lebih menarik. Orang-orang tidak hanya menikmati karya tulisan tetapi juga
kreativitas kolaborasi manik-manik lainnya.
"Kalau majalah nunggu satu tahun baru terbit, berita di web juga kadang telat baca karena gak ada kuota, jadi mending baca Mading," bebernya.
Sementara itu, Pembina Ekstra Jurnalistik
sekaligus pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia Asri Noorrodliyah, S.
Pd, menyampaikan harapannya agar Mading
El Miffa tetap eksis dan siswa-siswi dapat memanfaatkan keberadaan mading
sebagai media literasi baca tulis. Sehingga dapat menambah pengalaman juga
wawasan mereka.
"Mading adalah media sederhana tetapi
keberadaannya sangat penting sebagai media berliterasi. Dan siswa siswi MA NU
Miftahul Falah dapat memanfaatkannya dengan baik. Saya juga berharap tim
jurnalis dan departemen mading OSIS bisa selalu kompak dan bersemangat untuk
terus menjaga mading El Miffa tetap eksis," harapnya.
Reporter
Melvi Eka Arfiani
(Kelas XIB MA NU Miftahul Falah)
0 Komentar