Pemuda adalah agen perubahan, pemuda adalah pewaris bangsa, masa depan bangsa ada di tangan pemuda. Demikian ungkapan yang sering kita dengar tentang pemuda. Hal itu menunjukkan bahwa peran pemuda sangat vital dalam membangun, menyumbang, dan mendukung perkembangan bangsa.
Pemuda adalah harapan bangsa yang akan berjuang demi masa depan bangsa. Pemuda jugalah yang akan berada di garda terdepan dalam membela kedaulatan bangsa dan negara. Kita pernah mendengar pernyataan, “Sekarang pemuda, besok pemimpin” Pernyataan ini mendorong kita untuk memperhatikan eksistensi pemuda di masa depan. Pemuda merupakan kekuatan sebuah bangsa.
Pengakuan terhadap pentingnya peran pemuda telah disadari dan diungkapkan oleh presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno. Beliau pernah mengungkapkan “Berikan aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncangkan dunia.” Pendapat yang sama tentang pentingnya peran pemuda juga dikemukakan oleh Syekh Mustafa Ghulayaini, seorang pujangga Mesir. Beliau mengatakan, “Sesungguhnya di tangan pemudalah urusan umat dan di kaki-kaki merekalah kehidupan umat.”
Lebih dari 1400 tahun yang lalu, Rasulullah pun telah menyadari pentingnya peningkatan kualitas pemuda. Bahkan, dalam kitab suci kita, Al Quran telah tertulis petunjuk bagi kita agar mendidik generasi muda yang kuat, sehingga tidak ada kekhawatiran bila meninggalkannya. Seperti yang diterangkan dalam Q.S. An-Nisa ayat 9: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainyameninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, mereka khawatir kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
Lalu, bagaimanakah dengan pemuda Indonesia? Ironisnya, di zaman milenial dan di tengah perkembangan teknologi informasi yang mahadahsyat, kita kerap menyaksikan perilaku kaum muda yang tidak sesuai harapan. Mereka justru menunjukkan perilaku yang dapat merusak masa depan mereka, seperti penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, dan tindak kriminal lainnya. Kalau sudah seperti ini, maka nasib masa depan bangsa yang dipertaruhkan.
Masalah lain yang dihadapi pemuda Indonesia adalah adanya arus materialisme dan hedonisme yang berdampak pada redupnya nasionalisme para pemuda sehingga menurunkan rasa persaudaraan dan meningkatkan individualisme. Belum lagi tindak kekerasan, anarkhisme, dan liberalisme yang dilakukan pemuda Indonesia.
Apakah kita akan tinggal diam menyaksikan kondisi seperti ini? Tentu saja tidak, sebagai bagian dari generasi penerus bangsa dan calon pemimpin masa depan, kita tidak boleh membiarkan saudara-saudara kita terus larut dalam ketersesatan yang akan menghancurkan masa depan mereka dan masa depan bangsa. Kita harus berupaya untuk menyadarkan mereka agar kembali ke jalan yang benar dan membentengi diri kita agar tidak terbawa arus negatif.
Kita harus mencari bekal dan memperkuat karakter kepemimpinan yang ideal. sehingga kelak dapat meneruskan estafet kepemimpinan bangsa karena kita adalah pewaris, masa depan bangsa ada di tangan kita, pemuda Indonesia. Kita wujudkan pemimpin yang diharapkan masyarakat, yaitu pemimpin yang memiliki sikap intelektualitas yang tinggi, moral, dan perilaku yang luhur berdasarkan prinsip keteladanan, serta mengedepankan kedaulatan rakyat.
Pemuda adalah harapan bangsa yang akan berjuang demi masa depan bangsa. Pemuda jugalah yang akan berada di garda terdepan dalam membela kedaulatan bangsa dan negara. Kita pernah mendengar pernyataan, “Sekarang pemuda, besok pemimpin” Pernyataan ini mendorong kita untuk memperhatikan eksistensi pemuda di masa depan. Pemuda merupakan kekuatan sebuah bangsa.
Pengakuan terhadap pentingnya peran pemuda telah disadari dan diungkapkan oleh presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno. Beliau pernah mengungkapkan “Berikan aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncangkan dunia.” Pendapat yang sama tentang pentingnya peran pemuda juga dikemukakan oleh Syekh Mustafa Ghulayaini, seorang pujangga Mesir. Beliau mengatakan, “Sesungguhnya di tangan pemudalah urusan umat dan di kaki-kaki merekalah kehidupan umat.”
Lebih dari 1400 tahun yang lalu, Rasulullah pun telah menyadari pentingnya peningkatan kualitas pemuda. Bahkan, dalam kitab suci kita, Al Quran telah tertulis petunjuk bagi kita agar mendidik generasi muda yang kuat, sehingga tidak ada kekhawatiran bila meninggalkannya. Seperti yang diterangkan dalam Q.S. An-Nisa ayat 9: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainyameninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, mereka khawatir kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
Lalu, bagaimanakah dengan pemuda Indonesia? Ironisnya, di zaman milenial dan di tengah perkembangan teknologi informasi yang mahadahsyat, kita kerap menyaksikan perilaku kaum muda yang tidak sesuai harapan. Mereka justru menunjukkan perilaku yang dapat merusak masa depan mereka, seperti penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, dan tindak kriminal lainnya. Kalau sudah seperti ini, maka nasib masa depan bangsa yang dipertaruhkan.
Masalah lain yang dihadapi pemuda Indonesia adalah adanya arus materialisme dan hedonisme yang berdampak pada redupnya nasionalisme para pemuda sehingga menurunkan rasa persaudaraan dan meningkatkan individualisme. Belum lagi tindak kekerasan, anarkhisme, dan liberalisme yang dilakukan pemuda Indonesia.
Apakah kita akan tinggal diam menyaksikan kondisi seperti ini? Tentu saja tidak, sebagai bagian dari generasi penerus bangsa dan calon pemimpin masa depan, kita tidak boleh membiarkan saudara-saudara kita terus larut dalam ketersesatan yang akan menghancurkan masa depan mereka dan masa depan bangsa. Kita harus berupaya untuk menyadarkan mereka agar kembali ke jalan yang benar dan membentengi diri kita agar tidak terbawa arus negatif.
Kita harus mencari bekal dan memperkuat karakter kepemimpinan yang ideal. sehingga kelak dapat meneruskan estafet kepemimpinan bangsa karena kita adalah pewaris, masa depan bangsa ada di tangan kita, pemuda Indonesia. Kita wujudkan pemimpin yang diharapkan masyarakat, yaitu pemimpin yang memiliki sikap intelektualitas yang tinggi, moral, dan perilaku yang luhur berdasarkan prinsip keteladanan, serta mengedepankan kedaulatan rakyat.
0 Komentar