Menimbang Pemimpin Harapan Rakyat

{[["☆","★"]]}

Pemimpin bukan lah sosok yang sembarang orang bisa. Ia tidak hanya berlaku sebagai kepala negara dalam diplomasi dan administrasi. Tetapi juga pengayom, pelindung dan pelaksana program yang mendorong pada terwujudnya cita-cita bersama rakyat Indoensia. Banyak pendapat yang mengemuka terkait kriteria seperti apa sosok yang dibutuhkan Indonesia.

Diantara pendapat itu diutarakan oleh dosen dan peneliti di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus, Mohammad Rosyid. Menurutnya, pemimpin ideal adalah yang bisa meniru sifat-sifat Nabi, yaitu siddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan/terbuka) dan fathonah (cerdas).

“Tidak hanya cerdas secara IQ saja, tetapi juga pintar memahami kondisi rakyatnya dan memberikan solusi yang baik,” ujar Pak Rosyid, sapaan akrab Mohammad Rosyid saat ditemui El-Miffa di Kompleks Pemakaman “Sedo Mukti” RMP. Sosrokartono, Kaliputu, Bae, Kudus, pada Sabtu (10/11/18).

Hal itu bukan berarti menuntut calon pemimpin untuk benar-benar setara laiknya Nabi, tetapi yang mendekati dan bisa meneladani akhlak dan strategi Nabi dalam membangun sebuah negara yang demokratis dan makmur. Nilai-nilai kemanusiaan selalu menjadi hal utama yang diusung Nabi dalam memimpin rakyatnya.

“Nabi begitu menghargai pendapat orang lain, sangat manusiawi, tidak membeda-bedakan kaum/golongan. Nabi juga sangat dekat kepada rakyat sekaligus umatnya, itu yang harus dicontoh,” paparnya.

Sementara, pakar hukum dan Rektor Universitas Muria Kudus, Suparnyo, mengungkapkan bangsa Indonesia saat ini membutuhkan pemimpin yang mampu menegakkan keadilan, tidak deskriminatif dan berupaya mengurangi kemiskinan dan kebodohan. Selain itu juga mampu meningkatkan peradaban dan kebudayaan, membangun bangsa Indonesia seutuhnya, tidak hanya pembangunan fisik seperti infrastruktur, tetapi juga bangunan jiwa sumber daya manusia bangsa Indonesia.

“Membangun jiwa bangsa Indonesia itu penting. Karena yang paling utama adalah pembangunan SDM seperti manusia yang bermoral, berdisiplin tinggi dan menciptakan manusia yang terdidik,” kata Suparnyo.

Tidak cukup itu saja, menurut Suparnyo, pemimpin yang dicari bangsa Indonesia saat ini adalah pemimpin yang beriman dan bertakwa, bisa menjadi teladan bagi rakyat, dapat meringankan beban rakyat bukan yang membebani rakyat. “Pemimpin yang juga mengetahui apa yang diinginkan rakyat sehingga bisa mewujudkan cita-cita bersama,” jelasnya.

Sementara menurut anggota Bawaslu Kabupaten Kudus, Kasmi’an, bangsa Indonesia saat ini membutuhkan pemimpin yang bisa mengakomodasi semua elemen masyarakat. Pemimpin yang tidak mendikotomikan  kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat. Meski awalnya tidak termasuk dalam golongan pengusungnya, misalnya, pemimpin tetap harus memperlakukan orang dengan setara, egaliter kepada sesama anak bangsa.

“Setelah menjadi pemimpin harus bisa merangkul semua komponen masyarakat, tanpa melihat perbedaan suku, ras, agama, kelompok dan sebagainya,” jelasnya.

Kasmi’an menambahkan, pemimpin yang diinginkan ratyat adalah yang dapat dipercaya, bisa menjalankan amanah. Dalam konteks demokrasi di Indonesia pemimpin yang sesuai dengan aturan-aturan ketatanegaraan dan tidak sewenang-wenang. Untuk itu, ia menghimbau agar masyarakat bisa cerdas menimbang pilihan terhadap sosok yang betul-betul ideal menurut masing-masing individu.

“Jangan memilih pemimpin hanya dengan ikut-ikutan orang lain. Itu namanya pemilih yang tidak bertanggung jawab. Kita harus punya prinsip sendiri, kita harus tau visi misinya, karakter pemimpin itu bagaimana, tidak asal mengikuti arus. Kalian sebagai pemilih generasi millenial harus pakai analisa yang tepat, kalkulasi yang tepat, wacana-wacana yang tepat,” katanya berpesan. []

Dwi Novi Islahun Nisa’_XI A IPA 1,
Izzatan Nayyiroh_XI A IPA 1,
Min Amrina Yusro_ X A IPA 1


Posting Komentar

0 Komentar