JURUS MENEPIS GODAAN

{[["☆","★"]]}
Oleh : Mualim*

Mualim dan santri-santri binaannya saat berkunjung ke Ponpes Sirojut Tholibin Brabo Tanggungharjo Grobogan.


“Ayo, kemarilah, mendekatlah kepadaku,” ajak  isteri Al ‘Aziz kepada Yusuf.
“Aku berlindung kepada Allah,…” Yusuf menolak

Remaja itu bernama Yusuf. Cerdas, berbudi, jujur, bertanggungjawab, dan rupawan. Tutur katanya lemah dan lembut. Wajahnya mempesona laiknya malaikat. Siapapun yang melihatnya akan terpesona, terpukau, terpikat dan selanjutnya jatuh hati padanya.
Namun, siapa sangka hidupnya penuh luka dan duka.  Sejak kecil Yusuf hidup jauh dari ayah, ibu, dan saudara-sudaranya. Bermula dari sebuah peristiwa memilukan yang menimpanya semasa kanak-kanak.  Dimana saudara-saudaranya bermufakat jahat kepadanya. Mereka bersepakat membuang Yusuf di sebuah sumur, di pinggir jalan, jauh dari rumah mereka.  
Nasib baik memihak Yusuf. Rombongan karapan pedagang dengan tujuan ke negeri Mesir singgah di sumur tersebut, melepas dahaga. Begitu melihat Yusuf kecil, timbul insting bisnis salah seorang pedagang. Ia memungut Yusuf dan membawanya ke Mesir.
Di negeri seribu menara tersebut Yusuf dijual di pasar budak. Kebetulan, seorang pejabat kerajaan, Al Aziz namanya beserta isterinya, menawar dan membelinya.       
Sudah lama isteri Al Aziz (imroatul ‘Aziz) berhasrat dan menaruh hati kepada Yusuf, anak asuhnya atau mungkin ia menganggap Yusuf sebagai budaknya. Hasrat itu semakin dipendam, justru semakin tumbuh subur dan semakin kuat menghujam dihatinya. Dan sulit untuk dibendung. 
Ia menunggu-nunggu kesempatan untuk menumpahkan segala isi hatinya kepada Yusuf. Akhirnya kesempatan itu datang juga. Ketika hanya ia dan Yusuf yang ada di rumah. Ia segera menutup pintu-pintu rumahnya rapat-rapat.  
 “Duhai Yusuf, alangkah tampannya wajahmu. Rambutmu, matamu, … o, sungguh indah mempesona.” isteri Al ‘Aziz mulai menggoda.   
 “ayo, mendekatlah kepadaku, wahai Yusuf,” ajaknya
“aku berlindung kepada Allah, ….” kata Yusuf menolak ajakan Isteri Al Aziz.
Yusuf pun segera berlari ke pintu. Ia harus keluar, keluar, dan keluar. Ia harus menghindar dari godaan dan rayuan isteri Al ‘Aziz. Ia harus menyelamatkan kesucian diri, kehormatan  keluarga Al Aziz, dan kemuliaan imannya dari kemungkinan malapetaka yang akan terjadi. 
Akan tetapi, isteri Al ‘Aziz telah kehilangan akal sehatnya, hasrat dan nafsu telah menguasai dirinya. Ia tidak mau kehilangan kesempatan tersebut. Secepat kilat Ia menyusul dan mengejar Yusuf. Keduanya berlomba menuju pintu. Ia menarik gamis (baju) Yusuf dari belakang. Dan …. “kreek!” baju Yusuf terkoyak. Sebelum keduanya sampai, Al Aziz telah berdiri di depan pintu.  
Peristiwa memilukan ini mendapatkan perhatian serius dari Al ‘Aziz dan masyarakat Mesir. Pengadilan digelar untuk mencari siapa yang benar dan siapa yang salah. Vonis hakim menyatakan bahwa Yusuf adalah pihak yang benar sedangkan isteri Al ‘Aziz pihak yang salah.
Sebagaimana Yusuf, remaja masakini juga mengalami rayuan dan godaan yang luar biasa. Bukan dari isteri Al Aziz, tetapi dari konten-konten pornografi, sinetron-sinetron  percintaan remaja, film-film yang mengumbar nafsu, pornoaksi, dan media massa pembangkit syahwat. Semua itu telah meracuni otak-otak remaja kita saat ini.
Akibatnya, kreativitas remaja kita tumpul, iman melemah, dan semangat belajar menurun. Lebih parah lagi, dengan dukungan IT remaja hanya mengejar kesenangan dan melayani nafsu (hedonis). Secara biologis remaja tumbuh, namun secara psikis dan spiritual perkembangan remaja hancur.
Lantas bagaimanakah remaja menepis serangan godaan-godaan tersebut? Berikut jurus-jurus remaja menepis godaan hasrat; pertama, membekali diri dengan ilmu. Remaja harus mengerti betul mana perkara yang baik dan mana yang buruk. Perilaku-perilaku apa saja diperintahkan oleh syari’at dan  yang dilarang oleh syari’at.
Contohnya, berbakti kepada orangtua itu diprintahkan sedangkan durhaka itu dilarang. Berzina itu terlarang dan mendatangkan laknat, sedangkan menikah itu diperintahkan dan mendatangkan nikmat. Menuntut ilmu (tolabul ilmi) itu wajib, sedangkan menyia-nyiakan usia itu terlarang.
Kedua, menggunakan akal sehat. Remaja hendaknya menggunakan akal sehatnya untuk menimbang segala perbuatan yang ia pilih. Apa manfaat dan apa madorotnya?
Ketiga, selalu mendekat diri kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya. Caranya dengan melakukan ibadah-ibadah sesuai dengan aturan syari’at. Selalu memohon kepada Allah agar selamat dari godaan-godaan hidup. Selain itu, memohoan kepada Allah agar mampu melaksanakan kebajikan-kebajikan hidup.
Jika remaja mampu mengusai dan menggunakan ketiga jurus tersebut dengan baik, isyaallah remaja akan mampu menepis godaan-godaan nafsunya dengan konsekuensi apapun.
Dan dalam diri Yusuf telah terkumpul semua jurus tersebut. Ia pun mampu menepis godaan isteri Al Aziz meskipun ia harus menanggung akibat dari pilihannya : mendekam di penjara.     
“sungguh aku telah menggoda untuk menundukkan dirinya, tetapi ia menolak. Jika dia tidak melakukan apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan, dan dia akan menjadi orang yang hina,” isteri al Aziz mengancam Yusuf. 
“wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka….” tegas Yusuf. Wallahu a’lam. 

*Pengajar di MTs. NU Miftahul Falah Cendono

Posting Komentar

1 Komentar