Rindu Tak Berpenghuni
Dulu pernah ada di lubuk jiwa
Tak
pernah terbayang perpisahan di depan mata
Setiap saat selalu bersama
Berpikir untuk hari esok kegilaan
apa yang dilakukannya
Dan
di mana saatnya semua berakhir begitu saja
Yang
dulu ada
Sekarang tiada
Baru kurasakan arti sebuah kehilangan
sahabat
Bukan kehilangan raga tapi kehilangan jati
dirinya
Memang
tak pernah kuharapkan kehilangan
Tapi
waktu yang membuatnya
Dan
akibat yang ku dapatkan
Aku harus kehilangan
Aku selalu berharap kamu menyadari itu!
Walaupun kita tak lagi satu
Percayalah...
Aku
selalu menunggumu untuk kembali
Walau
kamu tak sadar arti penantian ini
Karya Indana
Alfa Husna - XB
Dosa
yang Terulang
Ya
Rabb masih adakah ampun
Hamba
yang hina
Memungut
dosa demi dosa
Napasku, ragaku
Pasrah
tunduk padamu
Sumpah
serapah yang kujanjikan
Ya Rab… masih adakah ampun
Tangisan-tangisan
mengiringi setiap malamku
Dalam
doa’ku mohon belas kasihMu
Sekali
lagi kujanjikan sumpah serapahku
Ya
Rabb masih adakah ampun untukku
Karya Viqri Ardi Firmansyah - XI E
Buku
Kau tak punya
nyawa
Tak punya raga
Tapi kau punya beribu guna
Kau membantuku dengan ilmu
Goresan tinta yang ada membuatmu menjadi
Lebih indah kala kau membuatku mengerti
Apa itu ilmu...
Banyak orang yang menginginkanmu
Tapi mereka tak bisa memilikimu
Anak bangsa yang sudah memilikimu
Justru mereka membuangmu
Aku sungguh beruntung
Kau jembatan masa depanku
Bukuku...
Kau pelita dalam kegelapan
Kau pelita akan kebodohanku
Kaulah pengingatku
Karya Sherly
Oktafiana Ningtias- XB
Alfiyah
Ku
Jeda yang tercipta
Membuat ingatan itu kembali sirna
Dan kini mulai kubuka kembali,
Memori yang pernah ada
Kini mata mulai terpejam
Otak memikirkan
Keringat mengucur di dahi
Jantung berdegup tiada henti
Lafadz
per-lafadz berlalu
Bait demi bait terlewati
Namun…
Tak sepenuhnya ku temukan
Makna di situ
Hanya sekelebat
coretan yang aku ingat
Karya Alina
Hidayah - XB
Dermaga
Berdiri aku
Menapak di atas
dermaga
Melaju kaki
Menuju bibir pantai
Ombak terus menghampiri
Menyapu lembut
Kedua kaki
Karya Hikmatul Laili Mutafaridah - XIIA
Aksara
Tak Bernyawa
Asaku
menggema, memaksa
Agar
tak kembali mendansakan pena
Pada
Altar yang masih putih
Lalu
Masihkah
syair-syairku
bisa
berbicara?
pada
Sang Raja
Ataukah
hanya tinggalkan aksara?
Apakah
mungkin kisahkan cerita?
Dan,
aku mulai takut
Ketika
syairku tak memiliki makna
yang tersisa
Hanyalah tangisan,
sebuah pena
yang tak guna
karya: Luthfi Khoirunnisa (Kelas IX
MTs. NU Miffa)
PANTUN
Karya; Fifi Fuadah (Kelas IX MTs. NU Miffa)
Suku
Indonesia banyak ragamnya
Diantaranya
Suku Sunda
Ayo
kita berdo’a bersama
Agar
bisa lulus ujiannya
Jalan-jalan di Kota Kudus
Lama-lama jadi haus
Kalau ingin nilai yang bagus
Jangan main gadjed terus
0 Komentar