Kudus, El Miffa.com - Santri-santri MA NU Miftahul Falah mengikuti penyuluhan pendidikan politik yang diadakan oleh Kesbangpol (Kesatuan Bangsa dan Politik) Kabupaten Kudus di aula MA NU Miftahul Falah pada Kamis, 27 Februari 2020. Acara yang diikuti oleh masing-masing perwakilan kelas 10, 11 dan 12 ini mengangkat tema "Membangun Sistem Demokrasi yang Berbudaya dan Beretika".
Dalam acara ini terdapat tiga narasumber. Pertama, Amin Rahmat. Camat Dawe ini berharap agar sosialisasi pendidikan politik dilakukan ke seluruh lini kehidupan masyarakat agar tak buta politik. Hal ini penting dilakukan karena banyak warga yang belum mengerti apa arti politik yang sebenarnya. Oleh karena itu perlu dilaksanakan pendidikan politik.
"Pendidikan politik yaitu proses pembentukan sikap dan orientasi politik sangat ditentukan oleh lingkungan sosial, ekonomi dan kebudayaan juga memberikan pemahaman baru mengenai apa, untuk apa, bagi siapa sesuatu (kekuasaan) harus dicapai dan dipertahankan, " jelas Amin.
Sementara narasumber kedua, Kasmian, Komisiner Bawaslu Kabupaten Kudus menjelaskan tentang peran Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) dalam mewujudkan demokrasi. Menurut alumni MA NU Miffa itu, ada beberapa tugas pokok Bawaslu, diantaranya yaitu melakukan pencegahan dan penindakan pelanggaran, mengawasi pelaksanaan tahapan penyelenggaraan pemilu, mencegah terjadinya politik uang (money politic), mengawasi netralitas semua pihak yang dilarang ikut kampanye, mengawasi pelaksanaan putusan/keputusan DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum), putusan pengadilan tentang pelanggaran dan sengketa Pemilu, putusan/keputusan Bawaslu, KPU, dan pejabat yang berwenang.
Sedangkan narasumber ketiga yaitu Harso Widodo selaku kepala Kesbangpol Kudus mengatakan bawa politik dapat mempengaruhi persatuan dan kesatuan bangsa. Misalnya, ketika terjadi pemilu masyarakat akan terpecah belah, namun setelah pemilu selesai mereka akan bersatu kembali. Oleh karena itu, harus ada semangat nasionalisme untuk meminimalisir perpecahan menjelang pemilu dan hal-hal lain yang berpotensi memecah persatuan dan kesatuan bangsa.
"Apapun politikmu, apapun partaimu tetaplah NKRI," tandas Harso Widodo. (Nushrotin)
0 Komentar