Ada Tapi Tak Terlihat

{[["☆","★"]]}
Oleh Vanisa Chaerani*)





“Aku tak percaya hantu." Gumam Ari saat sedang memakai sepatu untuk pergi ke sekolah. Karena menurutnya hantu akan menampakkan dirinya kepada anak-anak nakal saja. 
“Ari cepat berangkat, nanti kamu terlambat lagi!" Suara itulah yang telah membuyarkan apa yang ada di pikiran Ari. Ari pun bergegas berangkat dengan harapan dia tidak terlambat lagi. Pintu gerbang akan segera ditutup.Belum sampai di depan gerbang pak joko sudah menutup dan mengunci gerbang itu.
”Yaah Pak, udah ditutup aja padahal kan kurang 5 detik saja," kata Ari dengan kecewa. 
Pak Joko mengelus-elus dada sambil berkata dalam hati. "Dasar anak nakal." Dan dengan pasrahnya Ari harus menunggu di luar sampai pelajaran ke tiga. 
Langit berubah menjadi gelap, ditutupi awan hitam yang menandakan akan terjadi badai yang sangat kuat. Langit seakan akan ingin memuntahkan apa saja yang ada di dalamnya. Hujan rintik-rintik mengawali perubahan cuaca tersebut. Ari memutuskan untuk mencari tempat berteduh sebelum badai benar benar parah. Ari menemukan rumah kosong tepat di depan sekolah. Rumah kosong berlantai dua itu terbengkalai. Sepertinya sudah tidak dihuni oleh penghuninya sejak sepuluh tahun yang lalu. Dengan sangat terpaksa, Ari pun berteduh di rumah kosong tersebut, karena dia tidak mau seragamnya jadi basah gara gara hujan.
Ari pun lari dengan kencangnya menuju rumah kosong itu. Tapi tiba tiba suara gemuruh terdengar dari dalam rumah itu. Ari pun penasaran dan memutuskan untuk masuk ke rumah itu karena menurutnya itu hanyalah suara tikus. Saat ari membuka pintu, suara gemuruh itu pun semakin keras.
 TOK… TOK… TOK, Gobrak!!!, suara itu terdengar dari lantai atas, Ari pun naik ke atas dan menemukan suatu ruangan kosong dari arah suara gemuruh tadi. Ari masuk dan melihat sosok yang besar dan berbulu lebat.
Di saat kilat menyambar, secerca cahaya menerangi ruangan itu. Ari melihat sosok itu semakin jelas dengan matanya yang merah. Ari pun takut dan bergegas menuju keluar dari rumah itu. Bel berbunyi menandakan pelajaran ketiga dimulai. Ari pun masuk ke kelas dan mengikuti pelajaran walau tak sefokus seperti hari hari biasanya, karena Ari masih terbayang akan hal itu.
Jam sudah menunjukkan pukul 14.00, saatnya murid murid pulang. 
“Ari!!” Sapa Adi
“Hampir telat lagi ya?” Ari pun menuju ke arah Adi 
“Iya nih, bangun telat.”
“Eh Di, tahu nggak, tadi gue tuh ngalamin kejadian aneh. Nih ya, gue tadi pas pelajaran ke satu dan dua kan di luar tuh, pas hujan lagi, terus gue kan berteduh di rumah kosong depan sana, gue lihat hantu coy!!!”
“Hahaha… masak sih Ri, ahh gue gak percaya.” Jawab Adi.
”Sumpah deh, " kata Ari sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya ke atas.
”Kalau nggak percaya coba nanti malam jam 23.00 kita uji nyali di rumah itu gimana?” Tanya Ari
“Oke, ayo!” Jawab Adi.
Jam sudah menunjukkan pukul 23.00. Ari pun menjemput Adi untuk melakukan uji nyali, Adi yang sedari tadi menunggu di depan rumah langsung bergegas menuju ke TKP dengan membawa sebuah senter tatkala Ari sampai ke rumahnya. 
Sesampainya di rumah itu, mereka langsung menuju ke sebuah ruangan dimana Ari tadi melihat hantu. Suara gemuruh kembali terdengar dari ruangan itu. Mereka langsung membuka pintu ruangan kosong tersebut. Dan lagi lagi terlihat sosok yang besar dan berbulu lebat. Adi pun langsung mengarahkan senter ke sosok itu. Dan ternyata.... itu hanyalah seekor anjing yang buta dan malang.
”Ha Ha Ha Ha…” Mereka berdua pun tertawa atas kebodohonnya itu. Lalu mereka menghampiri anjing tersebut dan mengelus-elusnya. Mereka bersepakat untuk memelihara dan memberi nama anjing tersebut dengan nama Clarry. Lalu mereka keluar dari rumah kosong tersebut dengan membawa Clarry.
Gobrakkkkk!!!
Suara itu terdengar lagi, tapi mereka menghiraukannya.

*)Siswi kelas X IPA 1 MA NU Miftahul Falah 

Posting Komentar

0 Komentar