Meneladani KHR. Asnawi: Ngemong Hasrat Among Umat

{[["☆","★"]]}



Kudus, El-Miffa.com. Malam Jum'at Legi, 23 Jumadil Akhir 1445H / 4 Januari 2024 Lembaga Yayasan Al-Qudsiyyah menyelenggarakan acara tahunan yang diadakan setiap satu tahun sekali, yaitu Halaqoh Turats KHR. Asnawi dalam rangka memperingati haul KHR. Asnawi yang ke-66 dengan tema "Meneladani KHR. Asnawi: Ngemong Hasrat Among Umat" yang bertempat di Majelis Gusjigang Joglo Qudsiyyah (Jl. KHR. Asnawi Damaran Kudus).

Acara tersebut bertujuan untuk mengingatkan semua orang tentang peninggalan atau karya-karya KHR. Asnawi. "Ingkang intinipun acara Halaqoh Turats ing dalu puniko, ingin mengingatkan kembali tinggalan-tinggalan atau karya-karya dari mbah Asnawi ingkang selama ini mungkin tidak terlalu diperhatikan," ucap KH. Hafidzh Asnawi.

Kata Turats merupakan bentuk Masdar dari kata Warosa, Yarisu, Irsan, Warosatan, Turosan, sedangkan menurut istilah Turats adalah sesuatu yang ditinggalkan oleh generasi masa lalu untuk generasi sekarang. Peninggalan itu bisa berupa keilmuan, akhlaq atau etika, dan bisa juga berupa peradaban. Bentuk Turats dibagi menjadi dua, yaitu Madiyatan (dapat dilihat) dan Ma'nawiyatan (abstrak).

Pada acara Halaqoh Turats KHR. Asnawi membahas dan mengurai tentang kitab karya KHR. Asnawi yang berjudul "Syari'atul Islam Lita'limin Nisa' Wal Ghulam" yang sudah ditahqiq oleh para ustad. Acara ini juga menjelaskan tentang sanad-sanad dan para leluhurnya, hal ini dimaksudkan agar semua orang mengetahui bahwa sanadnya merupakan sanad yang bagus dan masyhur.

Banyak karangan KHR. Asnawi yang hampir atau mungkin sudah punah, yang salah satunya adalah kitab "Syari'atul Islam Lita'limin Nisa' Wal Ghulam", kitab ini bisa dikatakan kitab yang sudah punah karena tidak dapat ditemukan lagi. Kitab ini dicetak pada tahun 1934 Masehi di Mesir. Kitab ini menjadi salah satu bukti bahwa KHR. Asnawi ingin masyarakat sekitarnya melakukan dan memahami ibadah keseharian dengan berdasar ilmu fiqih. kitab ini menggunakan bahasa Krama dan dengan metode tanya jawab.

Kitab Syari'atul Islam Lita'limin Nisa' Wal Ghulam ini salah satunya berisi tentang panduan sholat, hasil penelitian tim Turats alumni Qudsiyyah menyatakan bahwa bacaan "Wabaraka" dalam doa qunut hanya terdapat pada kitab ini saja dari banyaknya kitab tentang sholat. Hal ini merupakan salah satu peran KHR. Asnawi yang begitu luar biasa.

Kitab Syari'atul Islam Lita'limin Nisa' Wal Ghulam rujukan utamanya adalah dari syarahnya Syekh Nawawi Banten yang dinukil dari kitab Kasyifatussaja dan Sulamul Munajah. Beliau wafat tahun 1897 Masehi di Makkah.

Banyak orang yang menjumpai Syekh Nawawi lalu berguru dengannya dan bisa menjadi tokoh masyarakat, ada 3 orang ulama dari Kudus yang menjumpai Syekh Nawawi al-Bantani lalu banyak yang menjadi kyai alim besar, yaitu:

1.      Kyai Syarqawi, beliau merupakan pendiri pesantren Guluk-guluk Sumenep Madura, beliau wafat pada tahun 1911 Masehi.

2.      Syekh Abdul Chamid Kudus, beliau mempunyai karya-karya yang dikenal hingga Makkah, beliau juga mengumpulkan sanad keilmuan dari gurunya beliau yang bernama Sayyid Ahmad Zaini Dahlan. Wafat pada tahun 1915 Masehi.

s   Usman bin Abdullah al-Qudsy, beliau merupakan saudagar asal Kudus di Makkah dan merupakan seorang kolektor manuskrip, dan karyanya disimpan di perpustakaan dan Universitas.

Banyak yang mengira bahwa KHR. Asnawi merupakan murid dari Syekh Nawawi al-Bantani, tetapi Kyai Chamid pernah berdiskusi dengan cucu KHR. Asnawi yang bernama KH. Minan Zuhri, beliau mengatakan bahwa KHR. Asnawi bukanlah murid dari Syekh Nawawi al-Bantani. "Apa betul mbah Minan, nek mbah Asnawi niku murite mbah Nawawi? Salah iku salah, itu dari cucu beliau." Ujar Kyai Chamid.

Dari acara ini para narasumber berharap agar para santri dapat berpikir sesuatu yang akan mereka tinggalkan untuk generasi setelahnya yang bermanfaat sebelum meninggal, karena Allah SWT menulis apa yang engkau lakukan dan apa yang engkau tinggalkan.

 

 


M. Reza Aula Wardani (XE)

Fachrul Maulana Iqbal (XE)


Posting Komentar

0 Komentar