Materi Best Practice Pengembangan Madrasah, Kepala Madrasah Diajak Berpikir Setengah Gila

{[["☆","★"]]}

Materi Best Practice Pengembangan Madrasah, Kepala Madrasah Diajak Berpikir Setengah Gila 

Kepala MAN 2 Banyumas, Muhamad Siswanto, memberikan materi Best Practice Pengembangan Madrasah dalam kegiatan PKKM di Surabaya, Kamis (28/3/2024).

Surabaya, manu-miffa.sch.id - Untuk mewujudkan madrasah dengan prestasi luar biasa, kepala madrasah harus punya keberanian berpikir out of the box. 

Demikian disampaikan Muhamad Siswanto, Kepala MAN 2 Banyumas saat menyampaikan materi Best Practice Pengembangan Madrasah dalam Pelatihan Penguatan Kompetensi Kepala Madrasah (PKKM) di Surabaya, Kamis (28/3/2024). 

Siswanto mengatakan, kepala madrasah harus punya keberanian sedikit keluar dari pakem yang ada. Berani berpikir kreatif dan inovatif. 

"Berpikir out the box. Jangan in the box," kata laki-laki kelahiran Jepara itu dengan penuh semangat. 

Ia menjelaskan, kalau kepala berani berpikir out of the box maka madrasah yang pimpinnya akan maju. Demikian pula sebaliknya.

"Orang berhasil itu diawali dari mimpi. Kepala madrasah harus berani bermimpi. Berpikir luar biasa. Bahkan berpikir setengah gila," kata Siswanto. 

Menurut mantan Kepala MTsN 5 Kebumen itu, ketika kita melakukan usaha yang luar biasa maka hasilnya menjadi luar biasa.

Ketika kita melakukan biasa-biasa saja maka hasilnya juga biasa-biasa saja. Maka kepala madrasah jangan ragu menjadikan madrasah yang luar biasa. 

Apa yang disampaikan Siswanto bukan sekedar teori. Ia sendiri telah membuktikan bagaimana hasil dari berpikir "setengah gila" dan usaha-usaha luar biasa telah membuahkan prestasi yang luar biasa. 

Kepada para kepala madrasah peserta PKKM ia menceritakan pengalamannya membuat program terobosan di 4 madrasah berbeda ketika menjadi kepala madrasah. 

Saat memimpin MTsN  1 Kebumen Siswanto telah berhasil mengangkat madrasah yang awalnya dalam kategori rendah prestasi akademik menjadi madrasah dengan nilai NU terbaik nasional. 


Tiga tahun berturut-turut (2018-2020) MTsN 1 Kebumen berhasil menjadi juara 2 Nasional dalam ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM) mapel IPA. 

Dalam event OSN 2019 berhasil meraih juara 2 Nasional mapel IPA. Juga menjadi finalis lomba Robotik tingkat Nasional 2020 dan juara 2 MYRES Soshum. 

Menurut Siswanto prestasi madrasah yang ia pimpin itu diantaranya keberaniannya untuk bermimpi yang tinggi. Ia berani memasang target tinggi dalam prestasi.

"Indikator madrasah dikatakan maju adalah pertama, menjuarai kompetisi yang bergengsi seperti KSM dan OSN," jelasnya.

Selain itu, madrasah maju tidak dilepaskan dari sarana prasarana yang memadai, guru-guru yang kompeten dan hebat serta program madrasah yang bagus. 

"Dengan begitu kita bisa memperoleh trust dari publik," kata kepala madrasah dengan penuh prestasi itu. 

Madrasah menurut Siswanto sudah saatnya berprestasi tidak hanya di level Nasional namun juga internasional. 

"Kalau dulu tagline madrasah itu Madrasah Hebat Bermartabat. Saat ini sudah berubah menjadi Madrasah Maju Bermutu Mendunia," kata Siswanto.

Untuk bisa berprestasi mendunia, MTsN 1 Kebumen membuat terobosan dengan membuat MOU dengan komponen elementary school di Singapura, mendatangkan volunteer asing untuk mengajarkan bahasa Inggris, serta mengikuti kompetisi internasional. 

"Butuh kegilaan dan keseriusan dari kepala madrasah. Background pendidikan kepala tidak dapat menjamin kemajuan madrasah. Inovasi dan kreasi akan lahir dari keterbatasan yang kita miliki," kata Siswanto memberikan motivasi.

Kesuksesan Siswanto tidak berhenti di MTsN 1 Kebumen. Ia membawa keberanian berpikir "setengah gila" saat diamanati menjadi kepala di madrasah dengan kondisi yang berbeda. 

Siswanto pun menceritakan kiprahnya membangkitkan beberapa madrasah. Mulai dari MAN 4 Kebumen sampai MAN 2 Banyumas. 

Ketika menjadi kepala di MAN 4 Kebumen Siswanto membuat digital classroom sebagai kelas unggulan. 

"Kita juga membuat kelas vokasi tata busana, multi media dan tata boga. Sifatnya ektra kurikuler tambahan karena belum dapat ijin dari pemerintah. Kemudian membuat BKK dengan ijin Disnakertrans," ceritanya. 

Ia juga berusaha membuat MAN 4 yang awalnya tidak diminati masyarakat dan tidak berprestasi menjadi madrasah go internasional.

"Kepala madrasah jangan kurang akal. Bisa memetakan potensi yang ada. Membuat lompatan-lompatan. Dan itu bisa menjadi branding madrasah," terangnya.

Siswanto berpesan kepada para sekolah untuk selalu semangat untuk memajukan madrasah. 

"Tapi ingat, jangan hanya kepala yang semangat, tapi juga semua guru. Spiritual jangan dilupakan. Jangan yang empiris saja. Dhohir saja. Usaha batin harus dilakukan," pesan Siswanto. 

Moh. Ali Nuhin



Posting Komentar

0 Komentar