Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi, 200 Kepala Madrasah Ikuti PKKM

{[["☆","★"]]}

Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi, 200 Kepala Madrasah Ikuti PKKM 

Dr. H. Mastuki, M.Ag., Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan RI memberikan sambutan dan membuka kegiatan PKKM di Harris Hotel & Convention Gubeng Surabaya, Senin malam (25/3/2024).

Surabaya, manu-miffa.sch.id - Sejumlah 200 Kepala Madrasah mengikuti Pelatihan Penguatan Kompetensi Kepala Madrasah (PKKM) di Harris Hotel & Convention Gubeng Surabaya, Senin s/d Jum'at (25-29/3/2024).

Kepala Madrasah (RA/MI/MTs./MA) swasta dan negeri itu berasal dari 5 provinsi yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, NTB, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.

Mereka terbagi menjadi lima angkatan (angkatan 6, 7, 8, 9, dan 10). Tiap angkatan atau kelompok terdiri 40 peserta.

Kegiatan PKKM ini merupakan implementasi Proyek Madrasah Education Quality Reform (MEQR) Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat bekerja sama dengan Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.

H. Mastuki, Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan RI membuka kegiatan PKKM dengan mengajak semuanya untuk memberikan apresiasi kepada kepala madrasah sebagai ujung tombak berkembangnya lembaga pendidikan madrasah.

"Hari ini kita melihat madrasah sudah setara. Tidak lagi menjadi subsistem pendidikan nasional. Tapi kita sudah menjadi bagian besar dari sistem pendidikan nasional itu," kata Mastuki dalam pidato sambutanya. 


Capaian hebat madrasah itu jelasnya, karena semangat madrasah untuk meyakinkan stakeholder baik pemerintah maupun masyarakat. 

"Banyak madrasah yang mengalami kemajuan dalam banyak sisi. Mutu madrasah sudah sama dengan sekolah," jelasnya.

Mastuki menceritakan bagaimana perjuangan luar biasa madrasah sejak era 70 an yang secara struktural dan regulasi tidak dalam posisi sama dengan sekolah. 

Kemudian madrasah melakukan transformasi untuk menemukan bentuk sejati diri madrasah sebagai lembaga pendidikan keagamaan yang mengajarkan pendidikan agama secara khusus. 

"Dua puluh tahun kemudian madrasah ada pada posisi yang sama dengan sekolah. Ini prestasi. Termasuk pada implikasi-implikasi  regulatif yang menjadikan madrasah pada titik yang sama dengan sekolah," katanya. 

Madrasah, jelas Mastuki, juga berhasil membantu anak-anak di pedesaan dalam melakukan mobilitas vertikal. 

Dengan konsep pendidikan dengan biaya sangat terjangkau oleh ekonomi pedesaan, madrasah mengantarkan anak-anak ekonomi menengah ke bawah mampu mengenyam pendidikan.

Kepada para Kepala Madrasah, Mastuki berpesan untuk terus semangat dalam berjuang mengembangkan madrasah. 

Diantaranya adalah dengan terus meningkatkan sumber daya manusia Madrasah baik kepala maupun guru-guru dengan terus belajar termasuk melakukan pelatihan. 

"Pelatihan tidak harus secara langsung seperti ini. Bisa dengan mengakses pelatihan secara online. Silahkan digunakan laman pelatihan yang disediakan Kemenag," tutur Mastuki. 

Saat ini Kemenag sudah meluncur laman pelatihan bernama PINTAR sebagai wadah belajar bersama secara daring dan terbuka untuk meningkatkan skill  dan kapasitas guru dan tenaga kependidikan.

Menutup sambutan, Mastuki berharap Pelatihan Penguatan Kompetensi Kepala Madrasah (PKKM) tahap kedua di Surabaya ini benar-benar bermanfaat untuk madrasah. 

Kepala madrasah diharapkan semakin kuat kapasitas leadership-nya dan berkualitas. Membuat program-program unggulan serta membranding madrasah menjadi madrasah yang hebat. 

Sementara itu, Moh. Ali Nuhin, peserta PKKM dari Kabupaten Kudus Jawa Tengah mengaku senang dapat mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI ini. 

"Senang sekali bisa bertemu dan sharing dengan para Kepala Madrasah dari berbagai daerah di Indonesia," katanya. 

Menurut Kepala MA NU Miftahul Falah Cendono Dawe Kudus yang baru dilantik empat bulan lalu itu, pelatihan seperti ini sangat berharga untuk meningkatkan kapasitas sebagai leader di madrasah.

 Moh Ali Nuhin 



Posting Komentar

0 Komentar