Pergeseran Sebutan Nama Santri
Santri adalah sebutan bagi penimba ilmu agama di sebuah Pondok Pesantren tertentu. Baik laki-laki maupun perempuan, siapa saja yang menimba ilmu di sebuah Pondok Pesantren maka dinamakan Santri.
Ketika mereka di Pesantren, maka istilah dalam menyebut mereka yang masih di pesantren biasa dengan sebutan "nyantri. "
Santri adalah mereka yang belajar ilmu agama dengan sungguh-sungguh. Atau istilahnya adalah Tafaqquh Fid Din.
Pesantren sebagai lembaga non formal adalah sebuah tempat menempa para santri untuk belajar ilmu agama.
Berbagai disiplin ilmu agama mulai Nahwu, Shorof, Fiqih, Tauhid, Tafsir dan masih banyak lagi diajarkan di Pondok Pesantren.
Mulai tingkatan dasar sampai tingkat lanjutan, berbagai disiplin ilmu tersebut diajarkan dalam kelas-kelas klasikal dengan metode hafalan, bandongan dan sorogan.
Namun dewasa ini ada pergeseran makna tentang istilah santri. Seakan terbius dengan sakralnya makna kata santri, semua orang tiba-tiba mengaku menjadi santri.
Siswa sekolah umum, mahasiswa, bahkan orang awam yang notabene tidak pernah mengenyam pendidikan di Pesantren tiba-tiba mengaku sebagai Santri.
Pemahaman yang telah jauh dari esensi makna santri ini bergulir begitu liar tanpa counter dari siapapun.
Dampaknya, masyarakat semakin tidak tahu tentang siapa santri itu. Akhirnya mereka menjadikan seseorang yang aslinya bukan santri menjadi idolanya.
Ruh santri pada dasarnya adalah mengaji. Utamanya mengaji kepada para Kiyai yang sanad ilmunya jelas bersambung sampai Rasulullah SAW.
Maka jika ada seorang yang tidak mau mengaji, tidak mau menghadiri majlis-majlis ilmu, mereka tidak atau belum layak disebut santri.
Abdullah Yusuf
(Alumni MA NU Miftahul Falah)
0 Komentar