Cerita Mbah Maemoen Tentang Pedagang Sutopo, Punya Keturunan Para Ulama' Besar Karena Berkah Cinta Ulama'
Dikisahkan oleh beliau KH. Zuhrul Anam Hisyam Pengasuh Ponpes At-Taujih Al Islami Banyumas. Saat awal-awal menjadi menantu dari Allahu Yarham Simbah KH. Maemoen Zubair Dahlan Sarang, beliau pernah ditimbali oleh Sang Maha Guru.
Di hadapan sang Maha Guru, Gus Anam (sapaan akrab KH. Zuhrul Anam ) diberikan satu cerita yang menarik tentang barokah mencintai Ulama'.
Mbah Moen berkata kepada Gus Anam, "kadang anaknya kiai belum tentu jadi kiai, yang bukan anak kiai bisa menjadi kiai".
Dulu ada kiai alim di Rembang namanya K. Kholil bin Harun, ahli ilmu Nahwu. Beliau adalah guru dari KH. Bisyri Sansuri, KH. Mahrus Ali Lirboyo dan juga guru KH. Abdul Hamid Pasuruan. Asal beliau dari Sarang kemudian pindah ke Rembang
Suatu ketika Kiai Kholil ingin berdagang tapi tidak punya modal. Akhirnya beliau memberanikan diri berhutang kepada seseorang yang bernama Sutopo. Sutopo ini adalah orang kaya raya di daerah tersebut. Ia juga sering ikut jama'ah sholat dengan Kiai Kholil.
Singkat cerita Kiai Kholil berhutang 2 ribu rupiah kepada Sutopo. Dengan modal tersebut Kiai Kholil pergi ke Solo untuk membeli barang dagangan berupa sarung dan jarik.
Sampai di Rembang barang dagangan Kiai Kholil dijual ke para tetangga dan semuanya berhutang atau belum dibayar.
Sampai pada waktu jatuh tempo membayar hutang ke Sutopo, ternyata uang hasil dagangan Kiai Kholil belum juga terkumpul. Akhirnya beliau merasa takut dan malu jika bertemu Sutopo tadi.
Sampai-sampai Kiai Kholil enggan mengimami sholat karena takut bertemu Sutopo. Beliau sudah bilang ke santrinya jika ada yang menanyakan keberadaannya, bilang saja Kiai Kholil sedang sakit.
Sutopo seorang yang kaya raya dan rajin jama'ah sholat merasa kaget hari itu. Ia sholat jama'ah subuh, duhur sampai ashar ternyata Kiai Kholil belum juga keluar untuk mengimami. Akhirnya beliau bertanya kepada santri dan dijawab bahwa Mbah Yai sedang sakit.
Mendengar kabar bahwa Kiai Kholil sedang sakit, langsung saja Sutopo yang memang mencintai ulama' bergegas ingin menjenguk Kiai Kholil.
Sampai di ndalem Kiai Kholil, Sutopo pun bertemu dengan Sang Kiai dan bertanya tentang keadaan beliau. Pertanyaan Sutopo dijawab Kiai Kholil bahwa sakitnya itu dikarenakan memikirkan hutang 2 ribu rupiah tempo hari.
Mendengar perkataan Kiai Kholil tersebut, Sutopo merasa terharu. Akhirnya hutang Kiai Kholil sebesar 2 ribu diikhlaskan oleh Sutopo.
Bahkan Sutopo berpesan pada Kiai Kholil untuk tidak usah berdagang dan mengajar ngaji saja. Nanti semua kebutuhan Kiai Kholil dia yang akan memenuhinya.
Ucapan Sutopo untuk memenuhi semua kebutuhan Kiai Kholil tentu bersyarat. Sutopo memohon barokah kepada Kiai Kholil supaya nanti keturunannya bisa alim seperti Kiai Kholil.
Dan benar saja berkah do'a Kiai Kholil dan kecintaan Sutopo kepada Ulama' akhirnya Sutopo punya anak-anak yang alim.
Dikisahkan, selepas pulang dari ibadah haji Sutopo menganti namanya dengan nama Mustofa. Dari beliaulah lahir uama'-ulama' besar Rembang yakni KH. Bisri Mustofa (santri Kiai Kholil yang akhirnya dijadikan menantu), KH. Misbah Mustofa dan KH. Ma'mun Mustofa.
Begitulah cerita Mbah Maemoen kepada menantunya, Gus Anam, tentang pedagang Sutopo Rembang yang karena kecintaannya pada ulama' akhirnya mempunyai keturunan para ulama' besar seperti KH. Bisri Mustofa penulis kitab Tafsir Al Ibriz.
Penulis:
Abdullah Yusuf (Pengajar di MA NU Miftahul Falah Cendono Dawe Kudus)
Sumber : akun YouTube Mufid Majnun dengan judul: Gus Anam - Cerita Kaji Sutopo dan Kiai Kholil bin Harun
https://youtu.be/k-SlafKLyNk?si=y413mv5zgzsZQXt6
0 Komentar